SEJARAH PROBLEM-BASED LEARNING
JAMBI, 28 Oktober 2022. Istilah PBL pertama kali dikemukakan oleh Don
Woods, Dosen Kimia di McMaster University, Canada Tahun 1960-an, muncul metode inovatif
seperti: problem-based learning dan project education PBL mulai diadopsi sebagai model pembelajaran oleh beberapa sekolah
medis lainnya seperti: Maastricht medical school, Netherland, Newcastle
medical school in
Australia, dan program ilmu kesehatan di New Mexico
Eksperimen-eksperimen di sekolah medis mengindikasikan bahwa pembelajaran dalam
kurikulum PBL lebih efektif daripada pembelajaran tradisional dikarenakan PBL
mampu mengakomodasi siswa dalam mengaktifkan pengetahuan awalnya
MEMAHAMI PROBLEM-BASED LEARNING
Problem-based learning didefinisikan sebagai pendekatan pembelajaran yang
didesain dengan skenario-skenario masalah sebagai pusat pembelajaran siswa
Karakteristik Problem-based Learning:
• Kompleks, artinya
skenario masalah yang diberikan memiliki tidak hanya satu jawaban yang benar.
• Siswa bekerja
dalam tim untuk mengidentifikasi masalah, menyelesaikan masalah, dan mencari dan
mengembangkan solusi- solusi yang mungkin.
• Siswa memperoleh
informasi baru melalui belajar mandiri. • Guru sebagai fasilitator.
• Masalah yang
diberikan menstimulasi pengembangkan kemampuan pemecahan masalah
PONDASI PROBLEM-BASED LEARNING
Teori Konstruktivis:
• Pandangan
filosofis terkait bagaimana seseorang memahami dan mengetahui. • Ide yang
berupa pengetahuan yang dikonstruksi dalam pikiran siswa tidak lah baru. •
Dewey dan Piaget mengungkapkan bahwa stimulus untuk pembelajaran adalah
beberapa pengalaman dari konflik kognitif.
• Lebih lanjut,
Dewey mengajukan bahwa pembelajaran sebaiknya diatur oleh ketertarikan
pembelajar dimana belajar merupakan usaha aktif oleh pembelajar yang tertarik
dalam menyelesaikan masalah-masalah khusus. • Sementara itu, Piaget mengajukan
terkait perubahan kognitif bahwa jalur atau skema berpikir siswa menstimulasi pertubasi
(puzel) yang kemudian mengakomodasi perubahan kognitif dan pada akhirnya muncul
keseimbangan berupa munculnya konsep baru.
• Problem-based
learning merupakan satu diantara contoh terbaik dari lingkungan pembelajaran
yang konstruktivis
ELEMEN ESENSIAL PROBLEM-BASED LEARNING
Situasi/skenario problematis
• Dipresentasikan
diawal dan menjadi pusat dan konteks pembelajaran
• Memiliki sifat non
rutin, tidak diselesaikan secara mudah, dan tidak hanya memiliki satu jawaban
benar
Informasi dan Pengetahuan Informasinya diberikan
atau dibagikan sementara itu, pengetahuannya merupakan konstruksi personal oleh
pembelajar Siswa dan Guru
• Siswa merupakan
pembelajar dan pemecah masalah yang aktif.
• Guru merupakan
pembimbing/fasilitator yang kognitif
Asesmen
Sebuah unsur yang autentik bagi masalah yang diberikan dan proses penyelesaiannya
MANFAAT PROBLEM-BASED LEARNING
Beberapa literatur (i.g. Torp & Sage [5];
Hmelo-Silver [8]) mengungkapkan beberapa keunggulan dari problem-based
learning, antara lain:
• Mengkonstruksi
basis pengetahuan yang luas dan fleksibel • Mengembangkan kemampuan pemecahan
masalah yang efektif. • Mengembangkan kemampuan untuk belajar secara mandiri. •
Menjadi kolaborator yang efektif.
• Menjadi temotivasi
secara intrinsic untuk belajar.
• Mendukung
pengembangan kemampuan berpikir tingkat tinggi seperti: pemecahan masalah,
berpikir kritis, dan kreativitas.
• Membuat pembelajaran
relevan dengan dunia nyata.